Showing posts with label malaysia. Show all posts

Chapter 3 (Part 3) : 3 Jam di Pulau Manukan



Goodbye Borneo Global Backpackers

Hari ini adalah hari kedua sekaligus hari terakhir kami di Kota Kinabalu. Agenda kami adalah snorkeling di Pulau Manukan. Pulau Manukan merupakan salah satu gugusan pulau yang ada di Tunku Abdul Rahman Marine Park. Untuk mengunjungi tempat ini, para wisatawan harus menyebrang melalui pelabuhan yang dikenal dengan Jesselton Point. Disini mereka bisa memilih paket wisata dari beberapa travel agent yang ada.

Kami check out dari hotel pada pukul 11.30, padahal berdasarkan rencana semalam kami seharusnya sudah meninggalkan hotel pada pukul 10.00. Itu semua disebabkan karna kami terlalu asiik bermain social media sampai lupa dengan waktu LLL. Keluar hotel kami langsung mencari angkutan umum ke arah Jesselton Point. Dan ternyata tidak ada angkutan yang langsung turun di depan Jesselton Point kecuali taxi. Sehingga kami berhenti di dekat Hotel Borneo Backpacker dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki

At Jesselton Point

Biaya yang kami keluarkan untuk mengunjungi Pulau Manukan adalah 50RM. Biaya tersebut sudah termasuk kapal pulang pergi dan sewa snorkel gear. Untuk masuk ke area Pulau, para wisatawan harus membayar lagi. Untuk wisatawan asing dikenakan biaya 10 RM, sedangkan penduduk asli Malaysia dikenakan biaya lebih murah yaitu 3RM. Pada saat kami membayar kapal di salah satu travel agent, kami disarankan oleh mereka untuk bercakap melayu ketika memasuki area Pulau supaya kami tidak perlu membayar lebih mahal. Kebetulan salah satu dari teman kami yaitu Dian bisa bercakap sedikit bahasa melayu. Akhirnya kamipun mengikuti saran mereka. Ketika memasuki Pulau, hanya Dian yang bercakap dengan petugas di loket pembayaran retribusi sedangkan yang lain hanya terdiam membisu. Daaaannn, kamipun berhasil. Kami hanya mebayar 3RM perorang. Awalnya kami tidak ada niatan untuk berbuat curang seperti itu, namun ternyata pihak travel menyarankan hal tersebut kepada kami. Yasudah kami terima tawaran mereka, heheeheeee..

Menuju Pulau Manukan
Welcome to Manukan Island

Waktu kami tidak banyak untuk mengeksplore Pulau Manukan. Kami sampai di Pulau pada pukul 13.00 dan kami sepakat untuk meninggalkan Pulau pada pukul 15.00. Kami berusaha tepat waktu karna kapal datang hanya 1 jam sekali.  Sehingga bakal mepet jika kami sampai ketinggalan kapal. Sebelum snorkeling, kami mengisi perut terlebih dahulu. Kami telah membeli nasi bungkus dan air mineral untuk bekal kami di Pulau. Ada satu kejadian yang bikin kami ketawa ketika kami akan menaiki kapal. Teman kami yang bernama Putra tidak sengaja menjatuhkan nasi bungkusnya sehingga beberapa isi dari nasi bungkus itu keluar. Sang driver kapal yang melihat kejadian tersebut berkata ke Putra kalo makanan tersebut masih bisa dimakan. Putra awalnya berniat untuk membuang makanan tersebut karna kami semua tertawa melihat kondisi makanannya yang sudah tidak berbentuk. Namun berkat ucapan sang driver, Putra pun menyimpan makanan tersebut dan membawanya untuk bekal di Pulau.

Setelah urusan perut selesai, kami bergegas mengganti pakaian dan langsung menuju ke pantai. Para gerombolan ikan telah menunggu keadatangan kami disana. Kami tidak lupa membawa action cam dengan underwater case yang siap mengabadikan setiap momen. Kondisi bawah air Pulau Manukan, menurut saya kurang begitu bagus dibanding dengan yang dimiliki oleh Indonesia. Tidak begitu banyak karang dan hanya gerombolan ikan yang saya jumpai.   

White Sand in Manukan Island

The girl on the beach
Snorkeling

Wefie with friends

Waktu berjalan begitu cepat. Tidak terasa, jam di tangan saya menunjukkan pukul dua seperempat. Kami harus segera bersih-bersih dan kembali ke dermaga. Karna bawaan tas kami yang tidak mungkin ditinggal, akhirnya kami bergantian untuk mandi. Para cewek mandi terlebih dahulu dan para cowok menunggu barang bawaan, begitu juga sebaliknya setelah mereka selesai mandi. Dan ternyata teman-teman saya yang cewek begitu lama mandinya. Mereka baru kembali jam tiga kurang lima belas. Saya dan Putra harus mandi secepat kilat agar tidak tertinggal kapal. Namun apadaya, secepat apapun itu kami tetap ditinggal oleh kapal. Kami sampai di dermaga pada pukul tiga lewat sepuluh. Mau tidak mau, kami harus menunggu kapal berikutnya. Disini saya mulai panik. Saya sudah tidak mood lagi berfoto-foto dan ingin segera sampai di bandara.
           
Tepat pukul empat, kapal kami datang dan kami  bergegas masuk ke kapal. Semuanya berdoa agar tidak tertinggal pesawat. Sesampainya di Jesselton Point, kami langsung lari dan mencari taxi ke bandara. Kami mendapat harga 30RM untuk satu taxi. Untungnya perjalanan dari Jesselton Point ke bandara tidak mengalami hambatan. Dengan waktu 30 menit kami tiba di Bandara. Kami segera menuju tempat check-in. Dan ternyataaaaaaa, pesawat kami mengalami delay selama satu jam. Kami akhirnya bisa tenang mendengar kabar tersebut. 

Untuk menunggu waktu boarding, kami menghabiskan sisa-sisa ringgit kami dengan berbelanja. Tidak ada sepeserpun ringgit dari kami yang tersisa.  

  

              


Chapter 3 (Part 2) : Satu hari yang melelahkan di Kota Kinabalu



Pasukan Kinabalu
Kami mendarat di Kota Kinabalu pada pagi hari. Perjalanan dari Jakarta ke Kota Kinabalu memakan waktu 2 jam 45 menit. Terdapat perbedaan waktu lebih cepat 1 jam dari Jakarta. Setibanya disana, kami langsung mencari bus kearah tempat kami menginap. Bus yang kami tumpangi akan berhenti di Padang Merdeka. Tempat ini merupakan salah satu terminal bus yang ada di Kota Kinabalu. Tarif bus dari Airport ke Padang Merdeka cuma 0.5 RM perorang. 

Dari Padang Merdeka, kami berjalan kaki menuju Hotel. Letak hotel kami tidak terlalu jauh. Sesampainya disana, ternyata kami salah hotel saudara-saudara. Hotel yang kami datangi bernama Borneo Backpackers, sedangkan hotel kami bernama Borneo Global Backpackers. Saya merasa sangat bersalah kepada teman-teman saya, karena saya salah mencari alamat hotel 😢😢. Kami kemudian bertanya kepada receptionist Hotel dimana letak Borneo Global Backpackers. Lokasinya ternyata masih jauh dari lokasi dimana kami berada sekarang. Hmmmmmmm 😬😬. Kami disarankan untuk naik taxi oleh mereka. Namun karena bekal ringgit kami yang tidak terlalu banyak, kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju kesana.

Tiba di Padang Merdeka

Sebelum memulai perjalanan mencari hotel, kami mengisi perut terlebih dahulu. Kami sarapan di KFC Kampung Air. Jauh-jauh ke Kinabalu, makannya tetap KFC yaaa, hehehee 😂😂. Selesei makan, kami melanjutlan perjalanan kembali. Tanpa bekal peta dan paket data di handphone, kami mengandalkan kemampuan kami untuk bertanya kepada warga setempat. Untungnya warga Kinabalu ramah-ramah, sangat berbanding terbalik dengan warga Kuala Lumpur yang cenderung cuek. Mereka tidak segan-segan mengeluarkan hanphone mereka dan menelphone pihak hotel ketika kami bertanya lokasi hotel kami berada.

Jalanan menuju Hotel

Jarum jam menunjukkan angka satu, hampir 2 setengah jam kami berjalan kaki mencari hotel. Kami terus berjalan sambil ngobrol dan tertawa ditengah terik matahari. Setengah jam kemudian, kami melihat papan kayu bertuliskan Borneo Global Backpackers. Alhamdulillah sampai juga di Hotel. Kami segera melakukan check in dan langsung merebahkan badan kami di kamar hotel. Rencana kami untuk menjelajahi Pulau Manukanpun tidak bisa terealisasi hari ini. Kondisi badan yang capek membuat kami menunda dan mengganti di keesokan harinya. Kami memutuskan untuk jalan-jalan di kota saja.

Borneo Global Backpackers

Setelah beristirahat selama satu setengah jam, kami berkumpul di lobby hotel dan bersiap untuk explore Kota Kinabalu. Kami menyewa minivan Hotel seharga 30RM (only dropping) untuk mengantarkan kami ke Signal Hill Observatory atau bukit bendera. Tempat ini merupakan titik tertinggi di Kota Kinabalu. Dari tempat ini, kita dapat melihat pemandangan Kota Kinabalu dan Laut Cina Selatan.

At Signal Hill Observatory
At Signal Hill Observatory (2)
View from Signal Hill (Source:Tripadvisor)

Puas berfoto-foto dan menikmati pemandangan disana, kami melanjutkan perjalanan ke Atkinson Clock Tower. Lokasi kedua ini, tidak terlalu jauh dari Signal Hill. Kami hanya perlu berjalan kaki menuruni bukit sejauh 1,1 km. Tapi karna sang driver berbaik hati, kamipun diantarkan  sampai ke lokasi kedua. Atkinson Clock Tower hampir sama dengan jam gadang yang ada di Sumatra Barat. Menara jam ini dibangun untuk memperingati mendiang Francis George Atkinson yang merupakan pejabat distrik pertama di Kota Kinabalu.

Atkinson Clock Tower (Pic:Ayu Arindani)

Dari Atkinson Clock Tower, kami berjalan kaki menuju pusat kota. Kami memulai berjalan kaki menyusuri Dewan Bandaraya Kota Kinabalu sambil mengamati bangunan yang ada di sepanjang jalan, Yang membuat saya senang dengan kota ini adalah trotoarnya yang sangat manusiawi. Saya bisa berjalan kaki dengan tenang tanpa perlu khawatir ada sepeda motor yang tiba-tiba nyelonong dari arah belakang. Ditambah lagi masih banyak pepohonan yang seakan menetralisir udara panas Kota Kinabalu yang berlokasi dekat dengan pesisir pantai.

Walk in Dewan Bandaraya KK
Wefie di salah satu sudut jalan Kota Kinabalu
Jalanan di Kota Kinabalu (Pic:Dian Rahma)
Kami sempat terhenti sejenak ketika melihat para pedagang di sekitar Night Market yang menjual jajanan masyarakat Kinabalu, kamipun membeli beberapa makanan disana. Ternyata ada beberapa orang Indonesia yang mencoba merubah nasib mereka dengan bermigrasi kesini dan berdagang. Saya sempat ngobrol dengan salah satu pedagang dari Madura yang ternyata sudah 7 tahun merantau ke Kota ini.

Kuliner Kinabalu (1)
Kuliner Kinabalu (2)
Kuliner Kinabalu (3)

Hempasan angin laut serasa memangil-manggil kami untuk segera mendekat ke bibir pantai. Kamipun bergerak menuju Waterfront Kota Kinabalu. Tempat ini sangat mirip dengan Pantai Losari yang ada di Makassar. Bersyukur sekali cuaca hari ini bersahabat sehingga kami berkesempatan menikamati matahari terbenam di Kota ini. 


Salah satu landmark Kota Kinabalu di dekat waterfront
Sunset di Kota Kinabalu

Para traveler tidak perlu khawatir mencari kudapan makan malam. Karna disepanjang pantai, banyak terdapat warga yang menjual Seafood hasil tangkapan para nelayan. Tidak sah jika kita travelling ke suatu tempat, tanpa mencoba makanannya. Kamipun mencoba olahan seafood masyarakat Kinabalu. Harga yang ditawarkan beragam, tergantung ukuran dan kemampuan kita menawar. 


Kudapan Seafood di pinggir pantai

Selesei makan malam, kami pergi ke Filipino Market yang merupakan destinasi terakhir kami hari ini. Disebut Filipino Market karna sebagian kios-kios dijalankan oleh imigran Filipina. Berbagai kerajinan lokal dijual di tempat ini. Yang paling terkenal di tempat ini adalah mutiara. Harga yang ditawarkan mulai dari 5RM. Sekali lagi, kemampuan menawar kita harus diterapkan disini supaya bisa ngeborong banyak oleh-oleh, hehehe.

Chapter 3 (Part3) : 3 Jam di Pulau Manukan


Chapter 3 (Part 1) : Ke Kota Kinabalu dengan modal tiket 250.000 rupiah


Source : wikipedia.org

Ini adalah tiket promo termurah dan perjalanan luar negri tersingkat yang pernah saya alami. Dengan modal 257ribu rupiah, saya mendapatkan tiket pesawat PP Jakarta-Kota Kinabalu + Hotel 2hari semalam. Promo ini saya dapatkan dari AirAsiaGo. Saya mendapatkan info dari teman-teman di Grup Backpacker Dunia. Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan info tentang tiket-tiket promo dan bagaimana travelling ke luar negri, kalian bisa join di grup Facebook yang bernama "Backpacker Dunia". 

Tiket PP Jakarta - Kota Kinabalu

Saya pergi ke Kota Kinabalu bersama 5 teman kantor. Awalnya kami bingung apa saja yang bisa dieksplor di kota tersebut. Yang paling terkenal dari kota ini adalah Mount Kinabalu. Tapi tidak mungkin kita pergi ke Gunung tersebut dalam waktu 2 hari saja. Setelah browsing itinerary di Internet, akhirnya kami berhasil membuat itinerary untuk 2 hari perjalanan. Hari pertama kami akan pergi ke Taman Nasional Tunku Abdul Rahman. Disana terdapat Pulau Manukan, Gaya, Sapi dan Mamutik. Kami memilih untuk pergi ke Pulau Manukan. Pulau ini merupakan tujuan favorit para wisatawan. Hari kedua, kami berencana city tour Kota Kinabalu. Kami akan mengunjungi atkinson tower, signal hill observatory atau bukit bendera dan filipino market (tempat mencari oleh-oleh).



 

Chapter 1 (Part 7) : Perjuangan untuk bertemu Doraemon di Kuala Lumpur


Pagi itu kami telah siap dengan ransel kami untuk menuju kota berikutnya. Tujuan kami adalah Kuala Lumpur. Mr. Shahrudin mengantar kami sampai ke terminal bus di Penang. Harga tiket bus dari Penang ke KL adalah 35RM. Namun kami tidak perlu membayar tiket tersebut karna beliau telah membelikan tiket itu untuk kami berdua. Kami sangat beruntung bertemu dengan Mr. Shahrudin, beliau benar2 menjamu kami dari awal kami sampai hingga meninggalkan Penang.

Perjalanan dari Penang ke KL kurang lebih 4 jam. Selama perjalanan itu, bus akan berhenti selama 20menit di suatu rest area. Disana kita bisa membeli makanan kecil atau sekedar ke toilet. 

Pemandangan sewaktu perjalanan dari Penang ke KL
Bus yang kami naiki akan berhenti di Terminal Puduraya. Setelah sampai di terminal, kami langsung menuju ke Petaling Street atau biasa disebut chinatown. Disanalah hostel kami berada. Saya memesan hostel didaerah itu karna lokasinya yang strategis yaitu berdekatan dengan Central market, dataran merdeka dan juga MRT Pasar Seni. Hostel yang saya pesan bernama Fernloft Hostel. Saya memesan dormitory room dengan harga 92ribu permalam jika dirupiahin. Harga yang relatif murah untuk ukuran hostel di KL. Disana kami mendapatkan loker yang bisa digunakan untuk menyimpan ransel kami. 

 Dormitory Room di Fernloft Hostel
Setelah istirahat sebentar di hostel, kami mencari makan siang terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Dataran Merdeka dan Doraemon Gadget Expo. Ow yaaa kebetulan waktu saya traveling ke KL, disana lagi ada event Doraemon Gadget Expo. Waktu itu event tersebut merupakan event pertama kalinya yang diselenggarakan di Asea Tenggara. Namun baru-baru ini di Jakarta diadakan juga event yang sama seperti itu. 

Dataran Merdeka
Lapangan ini berada di depan Bangunan Sultan Abdul Samad. Bagi penikmat bangunan2 bersejarah, tempat ini sangatlah cocok untuk dikunjungi. Kita bisa sekalian berkunjung ke Masjid Jamek dan Kuala Lumpur City Galery, karna tempat-tempat ini berdekatan satu sama lain. 

Dataran Merdeka
Berfoto didepan KL City Gallery
Doraemon Secret Gadget Expo
Tujuan kami berikutnya adalah Doraemon Secret Gadget Expo yang terletak di Viva Mall. Sebelumnya kami bertanya kepada petugas yang ada di KL City Gallery dimana letak viva mall, kata mbak-mbaknya tempatnya gag terlalu jauh. Yaudah kami memutuskan untuk berjalan kaki dengan panduan peta yang kami punya. Setelah berjalan lumayan jauh, bangunan mall tersebut belum tampak juga. Kami bertanya lagi kepada orang-orang disekitar situ. Katanya sih sedikit lagi sampai. Okk, kami lanjutkan jalan kaki. Namun mall tersebut masih belum tampak. Sampai setengah jam berikutnya kami melihat bangunan kaca yang menjulang tinggi, dan itulah viva mall. Jaraknya sangatlah jauh jika kita berjalan kaki, dan sebaiknya kita menggunakan kereta untuk menuju kesana karena mall tersebut berdekatan dengan stasiun kereta. 

Tiket masuk ke Doraemon Secret Gadget Expo adalah 25RM. Setelah membayar tiket masuk, kami langsung mengeksplore tempat tersebut dan tidak lupa berfoto dengan doraemon dan teman-temannya. 

Doraemon dan gadgetnya
Pintu kemana saja
Bersama dengan Giant
Puas berkeliling disana, kami kemudian kembali ke hotel dengan menggunakan kereta. Kereta kami berhenti di stasiun Pasar Seni, kami cukup berjalan kaki dari stasiun ke hotel karena letaknya tidak terlalu jauh. Pada malam harinya kami makan malam disekitar centar market dan dilanjutkan dengan membeli oleh-oleh disana. 


Pengeluaran hari keenam : 
Hotel fernloft 25RM
Makan siang 7.5RM
Doraemon Secret Gadget Expo 25RM
Train ke masjid jamek 1.4RM
Makan malem 11.30RM
Beli oleh2 17.5RM

Total 87.7 RM = Rp 324.490,00


Chapter 1 (Part 8) : Hampir ketinggalan pesawat di LCCT


Hari ini adalah hari terakhir perjalanan kami. Kami akan segera bertemu lagi dengan Jakarta, kota yang semrawut hehehe 😝😝. Hari itu kami sudah mempacking semua barang2 kami dan siap untuk pulang. Sebelum berangkat ke bandara, kami menyempatkan untuk mengunjungi Batu Cave dan Twin Tower terlebih dahulu. Kami sudah mengestimasi berapa waktu yang akan kami butuhkan untuk ke tempat tersebut.

Tujuan pertama adalah Batu Cave, kami menaruh di paling awal karna letaknya yang sangat jauh dari pusat kota. Ow ya, sebelumnya kami menitipkan ransel di hotel. Perjalanan dimulai dari stasiun KL Central. Disana kami mencari commuter line ke arah Batu Cave. Commuter ini tiba setiap setengah jam sekali. Stasiun Batu Cave adalah pemberhentian paling terakhir, yang paling menyebalkan adalah commuternya berjalan sangat lamban dibanding MRT yang saya naiki sebelumnya. Sehingga setibanya kami di Batu Cave, kami hanya sempat berfoto didepan saja, kami tidak punya waktu untuk masuk kedalam gua. Karna kami masih harus berkunjung ke Twin Tower. 

Batu Cave (1)
Batu Cave (2)
Selesei berfoto dengan latar belakang patung-patung yang ada di Batu Cave, kami bergegas menuju commuter line untuk menuju KL Central terlebih dahulu kemudian berganti dengan MRT untuk menuju KLCC. Di KLCC ini, selain terdapat gedung petronas juga terdapat sebuah mall yaitu Suriah KLCC. Hari itu mungkin bukan hari keberuntungan kami. Kami tidak mendapatkan foto yang bagus bersama dengan twin tower. Karna keadaan cuaca yang tidak bagus pada waktu itu, sehingga beberapa bagian dari twin tower tertutup oleh kabut. 

Twin Tower (1)
Twin Tower (2)
Selesei berfoto-foto, kami balik ke hotel terlebih dahulu sebelum berangkat ke LCCT. Ow ya, waktu kami kesana Air Asia masih landing di LCCT. Dan sekarang sudah pindah ke KLIA2. Ada kejadian konyol sewaktu kami tiba di bandara. Jadi setelah check in, kami tidak langsung menuju ke arah tempat imigrasi. Kami terlena dengan wifii yang tersedia di bandara, kami upload foto2 di medsos. Setiba waktu boarding, kami langsung menuju Imigrasi. Dan ternyata imigrasinya sangat lama diantrian dan pemeriksaannya. Nama kamipun akhirnya dipanggil lewat pengeras suara oleh pihak Tiger Air. Selesei melewati imigrasi, kami berlarian menuju ke pesawat. Dan kami adalah penumpang yang naik paling terakhir, penumpang yang lainnyapun melihati kami karna kursi kami terletak paling belakang. Jadi buat pelajaran berikutnya, ketika sampai di bandara kita sebaiknya langsung menuju ke imigrasi setelah melakukan check in. Karna kita tidak akan tahu di imigrasi tersebut akan memakan waktu yang lama atau tidak ketika proses pengecheckan. 

Pesawat kami transit di Singapore terlebih dahulu selama 3 jam sebelum berangkat lagi ke Jakarta. Di bandara kami sempatkan makan malam dan mencoba kursi pijat gratis 😄😄. 

Pijat gratis di Changi
Pengeluaran hari ke-7 : 
Trein KL SENTRAL 1RM
Komuter batu cave pp 4RM
Minum 2.5RM
Trein KLCC 1.6RM
Trein pasar seni 1.6RM
Trein pasar seni KL SENTRAL 1RM
Trein bandara LCCT 12.5RM
Makan di LCCT 24 RM

Total 48.2RM x 3700 = Rp 178.340,00

Chapter 1 (Part 6) : Dari Krabi ke Penang



Hari ini kami akan meninggalkan Thailand. Kami akan bertolak ke Malaysia dengan menggunakan jalur darat. Sebelumnya kami telah membeli tiket MiniVan yang akan membawa kami ke Hatyai terlebih dahulu. Tiketnya seharga 300Baht.

Jam 9 pagi MiniVan yang akan membawa kami telah menunggu didepan hotel. Kami sudah siap dengan beberapa bawaan kami. Perjalanan ke Hatyai akan memakan waktu kurang lebih 2 jam. MiniVan akan berhenti terlebih dahulu di suatu rest area, dimana kami bisa membeli makanan atau sekedar ke toilet. Sepanjang perjalanan ke Hatyai, kami bisa melihat hamparan sawah dan beberapa perkebunan sawit. Disinilah terlihat perbedaan yang sangat jauh antara Bangkok dan Hatyai. 

Setelah perjalanan hampir 2 jam, sampailah kami di terminal bus Hatyai. Disini kami akan berganti dengan MiniVan lain yang akan membawa kami ke perbatasan Thailand dan Malaysia. Kami mengalami banyak kesulitan ketika akan memesan MiniVan. Karna hampir semua orang disini tidak bisa berbahasa Inggris dan mereka bingung dengan apa yang saya tanyakan. Akhirnya saya bertanya kepada biksu yang kebetulan ada disana.  Saya menanyakan MiniVan nomer berapa yang akan membawa saya ke Border. Setelah selesei membeli tiket, kami menunggu lumayan lama disitu. Karna MiniVan kami tak kunjung datang. Disitu saya mulai resah, saya janji kepada Mr.Shahrudin (teman saya yang telah menunggu di Border Malaysia). Saya sebelumnya bilang kalau saya akan sampai di border Malaysia jam 1 siang. Saya merasa tidak enak kalo dia harus menunggu terlalu lama. 

Terminal Bus di Hatyai, Thailand
Setengah jam kemudian, MiniVan kami datang. Kami langsung bergegas masuk kedalam MiniVan tersebut. Dan ternyata MiniVannya tidak sebagus MiniVan kami sebelumnya. AC di MiniVan ini tidak terlalu dingin, sedangkan suhu udara di Hatyai waktu itu sangatlah panas. Keringat sayapun bercucuran sepanjang perjalanan. 

Waktu yang ditempuh dari Terminal Hatyai ke Border Malaysia dan Thailand ternyata sama dengan Krabi ke Hatyai, yaitu kurang lebih 2 jam. Sang sopir akan menurunkan kami di Border Thailand. Disitu kami harus berjalan kaki dari Border Thailand ke Border Malaysia. Setelah sampai disana, kami terlebih dahulu mengecap passpor untuk meninggalkan Thailand. Setelah itu, kami harus jalan kaki kurang lebih 1km untuk menuju Border Malaysia. 

Border Thailand
Perbatasan antara Thailand dan Malaysia   
Setelah semua urusan di Imigrasi Malaysia selesai, saya bergegas menelphon Mr.Shahrudin. Ternyata dia sudah menunggu di pintu keluar dengan mobilnya. Setelah bertemu dengannya, dia langsung mengajak kami makan siang terlebih dahulu. Dia memperkenalkan kepada kami Nasi Kandar, salah satu makanan khas Negri Melayu. Makanannya terasa sangat nikmat, mungkin karna kami kelelahan setelah menempuh perjalanan panjang. Heheheee.. 

Selesei makan, kami melanjutkan perjalanan menuju Penang. Kami melewati sebuah jembatan sepanjang 13.500m bernama Penang Bridge. Jembatan itu menghubungkan daratan Malaysia dan Pulau Penang. Disitu kami menyempatkan foto disepanjang jembatan. Sebenarnya sih tidak boleh, karna mobil tidak diperkenankan berhenti disepanjang jembatan kecuali ada sesuatu yang benar-benar urgent. Jangan ditiru yaa perbuatan kami. 

 At Penang Bridge
Mr.Shahrudin mengajak kami mengunjungi Fort Cornwallis. Sebuah benteng peninggalan Bangsa Inggris. Benteng ini terletak di sisi pantai. Sehingga kami bisa melihat pemandangan yang bagus disore hari. Dari benteng ini, kami bisa melihat sebuah jam yang mirip dengan Jam Gadang. Jam itu bernama Queen Victoria Memorial Clock Tower.

Bersama dengan Mr.Shahrudin
Di dalam Fort Cornwallis
Meriam peninggalan Bangsa Inggris
Queen Victoria Memorial Clock Tower
Puas berfoto-foto di area Fort Cornwallis, kami lalu melanjutkan perjalanan dengan mengelilingi Esplanade Road. Jalanan yang masih berada di sekitar benteng. Disini kami bisa melihat beberapa aktivitas yang dilakukan oleh warga di sore hari. 

Salah satu monumen di Esplanade Road
At Jalan Padang Kota Lama
Jajanan di Penang
Hari itu kami benar-benar sangat beruntung. Selain mengantar kami jalan-jalan keliling Penang, Mr.Shahrudin juga membiayai semua kebutuhan kami saat traveling di Penang. Dari mulai makan, biaya masuk tempat wisata, sampai tiket bus yang akan membawa kami besok ke Kuala Lumpur. Begitu beruntungnya kami saat itu. :D

Setelah jalan-jalan disekitar Esplanade Road, Mr.Shahrudin membawa kami ke suatu bangunan Cina kuno. Saya lupa nama bangunan itu. Disitu kami hanya berfoto didepan bangunan tersebut, karna waktu itu sudah tutup. 

Salah satu bangunan di Penang
Kondisi jalanan di Penang
Hari semakin sore, Mr.Shahrudin kemudian mengajak kami untuk beristirahat di apartemennya. Meskipun belum tuntas untuk mengelilingi Pulau Penang, kami tetap bersyukur karna berkat Mr.Shahrudin kami bisa datang ke tempat ini. 

Perjalanan pulang saat itu, kami tidak melewati lagi Penang Bridge. Mr.Shahrudin memilih untuk menggunakan Kapal Ferry untuk menyebrang. Mungkin dia ingin kami merasakan sensasi yang berbeda. Dan memang di dalam perjalanan dengan menggunakan kapal, kami bisa lebih melihat pemandangan sore hari yang sangat indah. 

 Pemandangan dari kapal
Sesampai di tempat Mr.shahrudin, kami ditunjukkan kamar anak-anaknya untuk tempat kami istirahat. Kebetulan keluarga Mr.Shahrudin berada di Kuala Perlis. Sehingga apartemen itu kosong dan kami bisa memakai kamar anak-anaknya. Apartemen Mr.Shahrudin terletak jauh dengan keramaian kota, dan akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat saja di malam itu. 

Salah satu kamar anak Mr.Shahrudin
Pemandangan dari atas apartemen
Pengeluaran Hari Ke-5 : 
Minum 12bht
Roti 45bht
Toilet 2bht
Minivan hatyai border 57bht
Total 116bht x 370 = Rp 42.920,00 

NB : Pengeluaran tersebut ketika kami berada di Thailand. Kami tidak mengeluarkan uang sama sekali ketika berada di Penang.