Chapter 23 : Mengunjungi Surga Tersembunyi yang Ada di Provinsi Banten

6:00 AM Backpackertambun 1 Comments

Gate ke Pulau Sangiang
Masih bingung mau kemana libur akhir pekan ini? Kali ini saya akan menceritakan salah satu surga tersembunyi yang dimiliki oleh Provinsi Banten, yaitu Pulau Sangiang. Pulau ini dahulunya merupakan wilayah konservasi dan cagar alam. Namun sekarang sobat traveller dapat mengunjungi Pulau Sangiang untuk berwisata. Selain memiliki Hutan Tropis yang masih hijau alami, Pulau Sangiang juga terkenal akan pantainya yang berpasir putih dan airnya yang biru dan tenang yang menambah keeksotisan dari Pulau Sangiang.

Saya dan teman-teman memulai perjalanan dari Jakarta pada pukul 12 malam dan sampai di Pelabuhan Paku Anyer pada pukul 4 pagi. Sesampainya di pelabuhan, kami melanjutkan istirahat karena kapal yang kami gunakan untuk menyeberang baru beroperasi diatas jam 6 pagi. Anyway biaya sewa kapal keliling Pulau adalah 1,5juta. Kapal tersebut bisa muat sampai 20 orang. Kapal ini memiliki fasilitas deck untuk istirahat dan juga kamar mandi. 

Di Pelabuhan Paku Anyer
Destinasi pertama yang akan kami eksplor adalah Lagoon Waru. Perjalanan ini akan ditempuh dalam waktu 45-50 menit. Disini kami akan snorkeling dan melihat keindahan bawah laut dari Pulau Sangiang. Untuk teman-teman yang mabok laut, kalian bisa minum ant*mo terlebih dahulu. Karena perjalanan ke Pulau ini akan melewati ombak ganas khas dari Selat Sunda.

Pemandangan Selat Sunda
Snorkel Gear dan Finnpun telah kami siapkan selama di perjalanan. Sesampainya di Lagoon Waru, satu persatu dari kami bergegas turun ke laut. Ombak laut saat itu sangat bersahabat. Saya yang awalnya snorkeling dengan menggunakan Life Vest, akhirnya memberanikan diri untuk melepas Life Vest yang saya kenakan. Dan Alhamdulillah sayapun tidak tenggelam selama snorkeling. Saat itu kapal kamilah yang datang paling awal. Sehingga kondisi Lagoon Waru masih sepi dan kami bebas snorkeling di tempat tersebut tanpa bertabrakan dengan wisatawan yang lain. 

Snorkeling di Lagoon Waru
Pemandangan bawah laut di Lagoon Waru. (Pic by : @dedyhutasoit)

Pemandangan bawah laut di Lagoon Waru. (Pic by : @dedyhutasoit)
Setelah menikmati keindahan bawah laut Lagoon Waru, kami pindah ke destinasi snorkeling kedua yaitu Lagoon Bajo. Kondisi bawah lautnya hampir sama dengan Lagoon Waru. Banyak terumbu karang cantik dan ikan-ikan kecil yang bisa dilihat disini. Beberapa teman saya yang sudah jago freedive pada menyelam sampai titik paling bawah. Kedalamannya berkisar antara 4-5 meter. Saya yang belum pandai menyelampun, hanya bisa melihat dari atas.

Pemandangan bawah laut di Lagoon Bajo. (Pic by : @dedyhutasoit)
Pemandangan bawah laut di Lagoon Bajo. (Pic by : @dedyhutasoit)
Pemandangan bawah laut di Lagoon Bajo. (Pic by : @dedyhutasoit)
Cukup lama kami snorkeling di tempat kedua. Dari mulai hujan datang sampai hujan reda kami masih berada disana. Salah satu teman saya ada yang membawa lay bag. Kamipun bergantian foto dengan menggunakan lay bag tersebut.

Laying on the Lay Bag
Puas snorkeling di Lagoon Waru dan Lagon Bajo, kapal kami melaju ke destinasi selanjutnya yaitu Pulau Sangiang. Selama perjalanan, kapal akan melewati hamparan hutan bakau. Hutan ini berfungsi untuk melindungi Pulau Sangiang dari terpaan  gelombang air laut. Sesampainya di Pulau, kami langsung mencari warung untuk makan siang terlebih dahulu. Kegiatan snorkeling membuat energi kami terkuras, oleh karena itu kami memerlukan banyak asupan makanan. 

Wefie di kapal

Melewati hutan bakau

Beberapa rumah warga di Pulau Sangiang
Wefie di samping warung makan 

Setelah makan siang dan istirahat sebentar, kami akan eksplor salah satu pantai yang ada di Pulau Sangiang yaitu Pantai Pasir Panjang yang menjadi primadona di Pulau ini. Untuk menuju pantai ini, kami harus trekking melewati hutan terlebih dahulu sekitar 15 menit. Pantai ini memiliki pasir putih yang memanjang dan melengkung serta berbatasan dengan tebing batu yang sangat indah. Namun sayangnya, banyak terdapat sampah dan tumpukan batang pohon yang ada di salah satu bibir pantai. Hal ini dapat mengurangi keindahan Pantai Pasir Panjang. Konon kata warga sekitar, tumpukan batang pohon dan sampah-sampah itu terbawa oleh ombak dari Pulau Jawa. Para warga sudah pernah membersihkannya, namun di musim tertentu sampah-sampah ini terbawa lagi oleh ombak yang datang.  

Trekking menuju Pantai Pasir Panjang
Selfie di Hutan
   
Pantai Pasir Panjang

Tumpukan batang pohon di bibir pantai
Tim Pulau Sangiang
Sambil menikmati deburan ombak di Pantai, sobat traveler dapat membeli es kelapa muda yang dijual oleh penduduk setempat. Kelapa tersebut langsung diambil dari pohon kelapa yang banyak tumbuh di sekitar Pulau Sangiang. Kami beristirahat sejenak sambil minum es kelapa yang sangat segar. Tak terasa jam ditanganpun menunjukkan pukul 15.30. Kami bersiap-siap kembali ke dermaga. Karena jika kami kesorean, air laut yang ada di dermaga akan surut dan kami tidak bisa kembali ke Jakarta hari itu. 

Pic by : @leonardlefkas

Bermain air laut
Duduk santai di pinggir pantai
Menikmati es kelapa
Perjalanan pulang begitu mendebarkan. Ombak laut sangat kencang sore itu. Deburan ombakpun tak henti-hentinya masuk ke kapal kami. Saya sangat takut. Karena ini adalah pengalaman pertama saya naik kapal dengan ombak sebesar ini. Ternyata teman-teman saya yang lain juga merasakan hal yang sama. Sepanjang perjalanan saya hanya bisa berdoa agar kapal yang kami tumpangi tidak terbalik. Kami tidak sempat mengabadikan momen saat itu. Semua orang duduk terdiam ditempat masing-masing. Perjalanan yang sangat lama dan begitu menguras adrenalin. Dan Alhamdulillah, kami semua sampai di Pelabuhan Paku Anyer dengan selamat. 

Sebelum ombak menyerang
Jadi untuk sobat traveller yang tinggal di Jakarta atau Tangerang, kalian bisa menghabiskan akhir pekan kalian untuk mengunjungi salah satu surga tersembunyi yang ada di Provinsi Banten. Dijamin kalian tidak akan menyesal. Karna tempat ini sangatlah indah. Jadi tunggu apa lagi?

Happy Backpacking!! -Arie Budi-







1 comments:

Chapter 22 : Mencicipi Bakmi Gang Kelinci dan Cakue Ko Atek di Pasar Baru

11:48 PM Backpackertambun 1 Comments


Pasar Baru, Jakarta
Bakmi, salah satu makanan yang paling saya sukai. Apapun olahannya, "I still love this food". Minggu lalu, saya mencoba salah satu kedai bakmi di Pasar Baru yang buka sejak tahun 1957 yaitu Bakmi Gang Kelinci. Kedai ini terletak di sebuah gang sempit bernama Gang Kelinci. Itulah asal mula nama dari kedai ini. 

Bakmi Gang Kelinci
Untuk sobat traveler yang beragama Islam, kalian tidak perlu khawatir untuk mencicipi bakmi yang ada di kedai ini. Karena menurut penjelasan dari pihak manajemen, Bakmi Gang Kelinci tidak mengandung bahan pengawet, minyak babi maupun daging babi. Jadi, aman yaaa guys. 

Suasana di Bakmi GK
Menu makanan yang disediakan sangatlah banyak. Mulai dari bakmi, nasi tim, kwetiauw, i fu mi dan berbagai menu yang biasa ditemui di kedai chinese food. Saya memesan salah satu menu favorit di kedai ini, yaitu Bakmi Spesial AK. Harganyapun tidak terlalu mahal. Sobat traveler cukup merogoh kocek sebesar 26ribu saja. 

Menu Bakmi Gang Kelinci
Setelah menunggu beberapa menit, makanan yang saya pesan akhirnya datang juga. Semangkok Bakmi Spesial AK yang berisikan cacahan daging ayam dan jamur. Daging ayamnya ada dua macam nih guys, daging ayam manis berwarna coklat serta daging ayam yang asin berwarna putih. Bagaimana dengan rasanya? Rasanya dijamin enak. Sangat recommended lah yaaaa. 

Bakmi Spesial AK
Selesai makan, saya mencoba cakue yang ada di samping kedai Bakmi GK. Cakue Ko Atek, cakue legendaris yang berdiri sejak tahun 1971. Disini ada 2 jenis makanan yang dijual yaitu cakue dan kue bantal. Dua-duanya langsung dibuat di warung tersebut. Sehingga sobat traveler bisa melihat bagaimana cara pembuatan cakue dan kue bantal Ko Atek. Untuk harga, 1 buah cakue atau kue bantal dijual 4ribu rupiah. Bagaimana dengan rasa? Menurut saya, cakuenya biasa, namun saus dari cakuenya sangatlah enak. Rasa manis bercampur dengan rasa asam yang dihasilkan oleh cuka. 
Cakue Ko Atek
Cakeu Ko Atek
Cakue Ko Atek
Buat sobat traveler yang lagi belanja di Pasar Baru, kalian bisa mampir ke Bakmi Gang Kelinci dan Cakue Ko Atek. Dijamin kalian gag bakal nyesel deh.     

Happy Backpacking!! -Arie Budi-

1 comments:

Chapter 21 : Perayaan Waisak di Candi Borobudur, Magelang

5:26 AM Backpackertambun 1 Comments


Waisak 2018
Waisak merupakan Hari Raya paling besar dan paling bermakna bagi umat agama Buddha. Kata "Waisak" sendiri berasal dari bahasa Pali "Vesakha" atau di dalam bahasa Sansekerta disebut "Vaisakha". Nama "Vesakha" sendiri diambil dari bulan dalam kalender Buddhis yang biasanya jatuh pada Bulan Mei di kalender Masehi. Hari Raya ini dirayakan dengan berbagai tradisi yang unik di beberapa negara di dunia, salah satunya Indonesia yang biasanya dipusatkan di Candi Borobudur, Jawa Tengah. 

Saya akan membahas peringatan Waisak yang diselenggarakan di Candi Borobudur pada 29 Mei 2018 atau tepatnya 3 Bulan yang lalu (Udah telat banget sih. Maaf yaaa baru sempat nulis blog lagi). Meskipun agama Budha bukan agama mayoritas di Indonesia, perayaan Waisak selalu diselenggarakan dengan meriah. Banyak wisatawan lokal maupun manca negara yang datang berkunjung ke Candi Borobudur untuk melihat perayaan Waisak. 

Bagaimana ritual Waisak di Candi Borobudur?

Ritual pertama dilakukan pada Tanggal 27 Mei 2018. Umat Budha melakukan prosesi pengambilan air suci dari mata air Umbul Jumprit yang terletak di Kabupaten Temanggung. Selain itu, mereka juga menyalakan obor yang bersumber dari api abadi di Mrapen Kabupaten Grobogan. Api dan Air suci tersebut kemudian disimpan di Candi Mendut terlebih dahulu dan akan dipergunakan saat upacara di Candi Borobudur.

Sehari sebelum prosesi Trisuci Waisak dimulai, para umat Buddha biasanya melakukan Ritual "Pindapatta". Apa itu Ritual "Pindapatta"? Pada Ritual ini, para umat Buddha akan memberikan makanan dan derma kepada para Bikkhu dan Bikshu sebagai ladang amal untuk menanam kebajikan.

Pada Tanggal 29 Mei 2018, para umat Buddha akan memulai ritual dengan berdoa di pelataran Candi Mendut. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan bersama ke Candi Borobudur dengan membawa Air suci dan Api abadi. Kedua elemen tersebut nantinya akan ditempatkan di altar utama Candi Borobudur. Ritual arak-arakan dimeriahkan juga dengan Pawai Budaya dan Marching Band.

Api Abadi
Air Suci
Rombongan Buddha
Marching Band
Rombongan Buddha
Pawai Budaya
Pawai Budaya
Pada malam harinya, para umat Buddha melakukan ritual "Pradaksina" yaitu mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali. Kemudian dilanjutkan dengan meditasi yang menandakan detik-detik Waisak akan segera dimulai.

Meditasi
Menandai puncak rangkaian ritual Waisak, sekitar 1.000 lampion akan dilepaskan ke langit. Prosesi ini memiliki makna yang penting yaitu didalam setiap lampion yang dilepaskan berisi harapan dan doa.

Pelepasan lampion
Pelepasan lampion
Happy Backpacking!! -Arie Budi-









1 comments:

Chapter 20 : Day Trip to Agra

11:33 PM Backpackertambun 3 Comments


Indian Squad
Agra, salah satu kota di India yang terkenal di kalangan wisatawan karena adanya bangunan Taj Mahal. Agra sendiri terletak di Provinsi Uttar Pradesh. Agra termasuk dalam Golden Triangle atau Segitiga Emas bersama dengan New Delhi dan Jaipur. Tiga kota ini menjadi tujuan utama para wisatawan saat berkunjung ke India. Karena kotanya yang tidak terlalu besar, sobat traveller dapat mengunjungi Agra dalam waktu 1 hari saja. Apa saja yang bisa dilihat dari kota Agra :

1. Taj Mahal
Sunrise di Taj Mahal
Salah satu destinasi yang tidak boleh terlewatkan untuk dikunjungi ketika travelling ke India adalah Taj Mahal. Bangunan ini merupakan situs warisan dunia UNESCO yang masuk dalam salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Tahukah kalian bahwa Taj Mahal sebenarnya adalah sebuah makam muslim yang dibangun oleh kaisar Mughal untuk mengenang mendiang istrinya? Saking cintanya terhadap sang istri, beliau sampai rela membangun bangunan seindah Taj Mahal. Gimana nih sobat traveller, apa kalian bisa seperti Raja ini?

Untuk masuk ke Taj Mahal, sobat traveller dikenakan biaya 1000 Rupee atau sekitar dua ratus ribu rupiah. Kalian akan mendapat sebotol air mineral dan pembungkus sepatu. Antrian ke pintu masuk akan dibagi menjadi 2 jalur, yaitu jalur untuk perempuan dan laki-laki. Ketika saya berkunjung kesana, antrian di jalur perempuan lebih panjang dibanding dengan jalur laki-laki. Ada baiknya sobat traveller datang lebih pagi atau mungkin sebelum matahari terbit untuk menghindari antrian yang berjubel. Sobat traveller dilarang membawa ransel berukuran besar, korek api, tongsis ataupun tripod kedalam Taj Mahal.

Di depan gate Taj Mahal
Memasuki pintu gerbang Taj Mahal, sobat traveller akan disambut dengan bangunan putih yang sangat megah. Bangunan tersebut dikelilingi dengan taman dan kolam yang menambah keindahannya. Saya sangat takjub melihat keindahan bangunan tersebut. Pantas saja jika Taj Mahal masuk dalam tujuh keajaiban dunia. Untuk sobat traveller yang ingin foto dengan latar belakang Taj Mahal, kalian harus antri dengan ratusan pengunjung yang datang. Tapi jangan khawatir, karena banyak spot foto yang bisa kalian explore disana.

@dessysabatini

@margarethajo
Puas berfoto-foto dengan latar belakang Taj Mahal, sobat traveller harus menyempatkan diri untuk masuk dan melihat makam kaisar Mughal dan istrinya. Tapi jangan lupa, kalian harus membungkus alas kaki yang kalian pakai sebelum memasuki area makam. Sobat traveller juga dilarang mengambil gambar, baik foto maupun video. Antrian turis asing dan warga lokal tidak dipisah, jadi bersiaplah untuk desak-desakan dan berhati-hatilah dengan barang berharga yang kalian bawa. Anyway, Taj Mahal tutup setiap Hari Jumat. Jadi jangan sampai salah hari yaa sobat traveller.

Jalan menuju makam

Antrian menuju makam
2. Agra Fort
Agra Fort
Selain Taj Mahal, Agra juga mempunyai benteng eksotis bernama Agra Fort. Benteng ini juga dikenal dengan nama Red Fort of Agra karena bahan bangunannya yang terbuat dari batuan pasir berwarna merah. Sama seperti di Taj Mahal, sobat traveller juga tidak diperbolehkan membawa ransel berukuran besar untuk masuk kedalam Agra Fort. Harga tiket masuknya lebih murah dibanding dengan Taj Mahal yaitu 300 Rupee atau sekitar 60ribu rupiah.

Memasuki gerbang Agra Fort, sobat traveller akan disambut dengan tembok-tembok raksasa berwarna merah. Hampir semua bangunan di Agra Fort mempunyai arsitektur yang serupa. Benteng ini sangat menarik untuk dijadikan objek foto. Cuaca yang panas pada saat itupun, tidak menjadi hambatan bagi saya dan teman-teman untuk mengeksplor Agra Fort.

Agra Fort
Rombongan warga lokal
Pemberhentian pertama kami adalah Jahangir Palace. Tempat ini merupakan tempat tinggal wanita kerajaan pada waktu itu. Dari Jahangir Palace, sobat traveller bisa melihat bangunan Taj Mahal yang ternyata letaknya tidak terlalu jauh dari Agra Fort.

Gate of Jahangir Palace
at Jahangir Palace


At Jahangir Palace
At Jahangir Palace
Taj Mahal from Jahangir Palace
Tujuan berikutnya adalah Diwan I Am. Tempat ini berupa bangsal yang dulunya berfungsi sebagai tempat dialog raja dan rakyatnya. Diwan I Am tampak lebih cantik karena adanya taman-taman indah yang ada di sekelilingnya.


At Diwan I Am
At Diwan I Am
At Diwan I Am
Jadi, jika sobat traveller hanya mempunyai 1 hari untuk berkunjung ke Agra, kalian bisa mengunjungi kedua tempat tersebut.

Happy Backpacking!! -Arie Budi-






3 comments: